RESEARCH METHOD
OLEH
DESI KHAIRANI : 2316036
DOSEN
PEMBIMBING
ARIFMIBOY, S.
Ag, M.pd
INSTITUT AGAM ISLAM NEGERI BUKITTINGGI
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PEDAHULUAN
A.
Latar
Belakang………………………………………………....i
B.
Rumusan
Masalah…………………………………………......i
C.
Tujuan………………………………………………….…..…...i
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………...........1
1.
Pengertian
Teori…………………………………..…………....1
2.
Fungsi Dan Peranan
Teori..........................................................2
3.
Ciri-Ciri Teori Yang Baik…………………………………........2
4.
Teknik Penyusunan Landasan/Kerangka Teori........................3
5.
Pengertian Kerangka Konseptual……………………………..4
6.
Tahap Penyusunan Kerangka Konseptual………...…………..5
BAB III PENUTUP
Kesimpulan……………………………………………....………..….6
Saran……………………………………………………….……….....6
DAFTAR PUSTAKA
KATA
PENGANTAR
Dengan
mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Swt, atas segala rahmat dan petunjuk-Nya,
dalam proses pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir pembuatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Penyusunan
makalah ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman dalam belajar para mahasiswa dan
sebagai pedoman dalam berdiskusi . Untuk memenuhi maksud tersebut pemakalah
mengumpulkan data dari beberapa sumber seperti buku pegangan mahasiswa , media
cetak dan juga media elektronik untuk dijadikan pembahasan pada materi makalah
ini dengan materi tugas berjudul pengertian dan fungsi landasan toritis dan
kerangka konseptual serta cara menetapkannya.
Dalam
penyusunan makalah kami tak jarang mengalami beberapa kendala seperti
keterbatasan materi maupun proses pengembangan materi itu sendiri . oleh karena
itu makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran dari bapak/ibu
dosen dan teman teman sangat kami harapkan.
Akhirnya
pemakalah mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya khususnya
bagi rekan – rekan mahasiswa .
Bukittinggi,
1 Oktober 2018
Pemakalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka
menghadirkan suatu karya ilmiah yang memiliki bobot tinggi, khususnya yang
terkait dengan penelitian, maka disinilah pentingnya landasan teori sebagai
rujukan dalam melakukan sebuah penelitian. Seorang peneliti akan merasa
terbantukan dengan adanya teori, karena hal tersebut akan menjadi titik acuan
dalam proses penelitiannya. Sehingga dengan adanya referensi tersebut maka
penelitian yang dilakukan bukan hal coba-coba yang pada ujungnya menghasilkan
kekeliruan atau lazimnya lebih dikenal dengan istilah trial and error. Karena
hal tersebut merupakan inti sari dari teori yang telah dikembangkan yang dapat
mendasari perumusan hipotesis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian Teori?
2. Apa tugas
fungsi dan peranan Teori dalam penelitian?
3. Bagaimana
cara penyusunan kerangka teori?
4. Bagaimana cara
menetapkan Teori ?
C. Tujuan
1. Untuk
Mengetahui pengertian Teori.
2. Untuk
Mengetahui tugas fungsi dan peranan Teori dalam penelitian.
3. Untuk
Mengetahui cara penyusunan kerangka teori.
4. Untuk
Mengetahui cara menetapkan Teori
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Teori
Teori
adalah suatu himpunan pengertian (construct atau concept)
yang saling berkaitan, batasan, dan proporsi yang menyajikan pandangan
sistematis tentang gejala-gejala dengan jalan menetapkan hubungan yang ada di antara
variabel-varibel, dan dengan tujuan untuk menjelaskan serta meramalkan
gejala-gejala tesebut. Teori menyatukan hasil-hasil pengamatan sehingga
memungkinkan ilmuwan membuat pernyataan-pernyataan umum mengenai
variabel-variabel dan hubungan antarvariabel.
Landasan
teori adalah rujukan teori yang relevan yang digunakan untuk menjelaskan
tentang variabel yang akan diteliti, sebagai dasar untuk memberi jawaban
sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis) dan penyusunan
instrument penelitian. Teori yang digunakan bukan sekedar pendapat dari
pengarang atau pendapat lain, tetapi teori yang benar-benar telah teruji
kebenarannya. Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang
memiliki peran sangat besar dalam pelaksanaan penelitian adalah teori. Karena
teori dengan unsur ilmiah inilah yang akan mencoba menerangkan
fenomena-fenomena sosial yang menjadi pusat perhatian peneliti ( Masri
Singarimbun & Sofyan Efendi, 1989:37). Menurut Kerlinger (1973:9), teori
adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi untuk
menerangkan fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan
antar variabel. Berdasar pengertian tersebut, definisi teori mengandung tiga
hal.
Pertama,
teori adalah serangkaian proposisi antar konsep-konsep yang saling berhubungan.
Kedua, teori merangkan secara sistematis atau fenomena sosial dengan sosial
dengan cara menentukan hubungan antar konsep. Ketiga, teori menerangkan
fenomena-fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang berhubungan
dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya.
Mark 1963, dalam
Sitirahayu Haditano 1999, membedakan adanya tiga macam teori yaitu :
a. Teori yang deduktif, memberikan keterangan yang dimulai dari suatu
perkiraan spekulatif tertentu kearah data akan diterangkan.
b. Teori yang induktif, cara menerangkan dari data kearah teori.
c. Teori yang fungsional, disini tampak suatu interaksi pengaruh antara data
dan perkiraan teoritis, yaitu data yang mempengaruhi pembentukan teori dan
pembentukan teori kembali mempengaruhi data.
Berdasarkan tiga
pandangan ini maka dapat disimpulkan bahwa teori dapat dipandang sebagai
berikut:
a. Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis.
Hukum-hukum ini biasanya bersifat hubungan yang deduktif. Suatu hukim
menunjukan suatu hubungan antara variable variable empiris yang bersifat ajeg
dan dapat diramalkan sebelumnya.
b. Suatu teori dapat merupakan suatu rangkuman tertuulis mengenai suatu secara
empiris dalam suatu bidang tertentu. Disini dimulai dari data yang diperoleh
dan dari data yang diperoleh itu datang suatu konsep yang teoritis (induktif).
c. Suatu teori juga dapat menunjukkan pada suatu cara menerangkan yang
menggeneralisasi. Disini biasanya terdapat hubungan yang fungsional antara data
dan pendapat teori.
2. Fungsi dan Peranan Teori
Teori memiliki
beberapa fungsi dalam rencana penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Meringkas dan menyusun pengetahuan yang ada dalam suatu bidang
tertentu. Misalnya, teori tentang kekerasan akan mengumpulkan berbagai hasil
penelitian yang terpisah-pisah menjadi pengetahuan menyeluruh tentang perilaku
kekerasan individu maupun kelompok.
b. Memeberikan keterangan sementara mengenai peristiwa-peristiwa dan hubungan-hubungan yang diamati. Hal ini dilakukan dengan cara menunjukkan variabel-variabel yang saling berhubungan dan bagaimana bentuk hubungan tersebut.
c. Merangsang perkembangan pengetahuan baru dengan jalan memberikan bimbingan ke arah penyelidikan selanjutnya. Dari suatu teori, para peneliti membuat suatu deduksi tentang apa yang akan terjadi dalam situasi dan kondisi tertentu.
3. Ciri-ciri
Teori yang Baik
Tidak
semua teori dapat digunakan begitu saja dalam suatu penelitian. Selain harus
berhubungan dengan penelitian yang kita lakukan, teori yang kita pilih harus
baik. Teori yang baik itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Harus
menerangkan fakta hasil pengamatan yang ada hubungannya dengan suatu masalah.
Teori harus mampu menerangkan "mengapa"-nya gejala yang sedang
diselidiki.
b.
Teori
harus konsisten dengan fakta yang diamati dan dengan kerangka pengetahuan yang
sudah lebih dulu ada. Kita mencari teori yang dapat memberikan cara yang paling
mungkin atau paling efisien guna menerangkan fakta-fakta yang berhasil
dikumpulkan
c.
Teori
harus memberikan cara pembuktian kebenaran, maksudnya harus memungkinkan
dibuatnya deduksi dalam bentuk hipotesis yang menyatakan akibat yang diharapkan
dapat diamati jika teori tersebut benar.
d.
Teori harus merangsang penemuan baru dan
menunjukkan bidang-bidang baru yang perlu diselidiki.
Sesuai
dengan definisi Kerlinger (1973), bahwa teori adalah seperangkat konstruk
(konsep), definisi, dan proporsi yang menyajikan gejala-gejala sistematis,
merinci hubungan antar variabel-variabel, dengan tujuan meramalkan dan
menerangkan gejala tersebut, maka teori memiliki fungsi antara lain:
a. Menyediakan kerangka konsepsi penelitian, dan memberikan
pertimbangan perlunya pendidikan.
b. Melalui teori kita dapat membuat pertanyaan yang
terinci untuk penyidikan.
c. Menunjukkan hubungan antar variable yang diteliti.
d. Kajian pustaka meliputi pengidentifikasian secara
sistematis, penemuan, dan analisis dokumen yang memuat informasi yang berkaitan
dengan masalah penelitian.
4. Teknik
Penyusunan Landasan/Kerangka Teori
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
peneliti dalam menyusun kerangka/ landasan teori, antara lain:
a. Kerangka teori sebaiknya menggunakan acuan yang berhubungan
dengan permasalahan yang diteliti dan acuan-acuan yang berupa hasil penelitian
terdahulu (bisa disajikan di Bab II atau dibuat sub-bab tersendiri).
b. Cara penulisan dari subbab ke subbab yang lain
harus tetap mempunyai keterkaitan yang jelas dengan memperhatikan aturan
penulisan pustaka.
c. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, studi
pustaka harus memenuhi prinsip kemutakhiran dan keterkaitannya dengan
permasalahan yang ada. Apabila menggunakan literatur dengan beberapa edisi,
maka yang digunakan adalah buku dengan edisi terbaru, jika referensi tidak
terbit lagi, referensi tersebut adalah terbitan terakhir. Dan bagi yang
menggunakan Jurnal sebagai referensi pembatasan tahun terbitan tidak berlaku
d. Semakin banyak sumber bacaan, maka kualitas
penelitian yang akan dilakukan semakin baik, terutama sumber bacaan yang
terdiri dari teks book atau sumber lain misalnya jurnal, artikel dari
majalah, Koran, internet dan lain-lain.
Pedoman kerangka teori di atas
berlaku untuk semua jenis penelitian.
5. Pengertian Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian adalah
suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainya dari
masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep ini gunanya untuk
menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu topik yang
akan dibahas. Kerangka ini didapatkan dari konsep ilmu / teori yang dipakai
sebagai landasan penelitian yang didapatkan pada tinjauan pustaka atau kalau
boleh dikatakan oleh penulis merupakan ringkasan dari tinjauan pustaka yang
dihubungkan dengan garis sesuai variabel yang diteliti. Kerangka
konseptual diperoleh dari hasil sintesis dari proses berpikir deduktif
(aplikasi teori) dan induktif ( fakta yang ada, empiris), kemudian dengan
kemampuan kreatif-inovatif, diakhiri dengan konsep atau ide baru yang disebut
kerangka konseptual.
Pemilihan kerangka
konsepsual yang tepat pada sebagian besar penelitian ditentukan oleh beberapa
landasan, yaitu :
a. Landasan pertama berpikir deduktif; analisis teori,
konsep, prinsip, premis yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
Oleh karena itu peneliti harus membuat analisis secara hati-hati dan kritis
serta menelaah semua kepustakaan yang berhubungan dengan subyek penelitian
secara cermat, sebelum memformulasikan hipotesis yang bertujuan untuk menjawab
pertanyaan penelitian tersebut.
b. Landasan kedua berpikir induktif ; analisis
penelusuran hasil penelitian orang lain yang mendahului yang terkait dengan
masalah dan tujuan penelitian.
c. Landasan ketiga adalah merumuskan permasalahan dan
penetapan tujuan penelitian atas dasar sintesis dari analisis landasan pertama
dan kedua dengan cara berpikir kreatif-inovatif; sintesis pengalaman, teori,
fakta, tujuan penelitan dan logika berpikir kreatif disusun menjadi kerangka
konseptual penelitian.
6. Tahap
Penyusunan Kerangka Konseptual
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah
kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui
penelitian. Untuk itu langkah-langkah yang dilakukan sebelum membuat kerangka
konseptual ini adalah :
a. Seleksi dan definisi konsep (logika berpikir untuk
mencoba menjelaskan atau atribut dari masalah yang akan diteliti)
b. Mengembangkan pernyataan hubungan.
c. Mengembangkan konsep dalam gambar / kerangka.
Yang meliputi :
1.
Disesuaikan
dengan pernyataan masalah.
2.
penjelasan
bagaimana hubungan masalah dengan variabel yang lain, yang diduga sebagai
penyebab timbulnya masalah. Arah kerangka sesuaikan dengan variable yang akan
diteliti dengan mengembangkan konsep dalam gambar / kerangka dengan membuat
garis mana yang diteliti dan tidak dengan menggunakan garis sambung atau
terputus, serta buat panah untuk bagian yang ada pengaruhnya.
d. Uraian kerangka berpikir seharusnya menyatakan dua
atau lebih variablr berhubungan satu dengan yang lainnya.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Teori merupakan pernyataan yang menunjukkan hubungan
antar-konsep (pada tingkat abstrak atau teoritis), hipotesis
merupakan pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-variabel (dalam tingkat
yang konkret atau empiris). Hipotesis menghubungkan teori dengan realitas
sehingga melalui hipotesis dimungkinkan dilakukan pengujian atas teori dan
bahkan membantu pelaksanaan pengumpulan data yang diperlukan untuk menjawab
permasalahan penelitian. Oleh sebab itu, hipotesis sering disebut sebagai
pernyataan tentang teori dalam bentuk yang dapat diuji (statement of theory in
testable form), atau kadang-kadanag hipotesis didefinisikan sebagai pernyataan
tentatif tentang realitas (tentative statements about reality).
Oleh karena teori berhubungan dengan hipotesis,
merumuskan hipotesis akan sulit jika tidak memiliki kerangka teori yang
menjelaskan fenomena yang diteliti, tidak mengembangkan proposisi yang tegas
tentang masalah penelitian, atau tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan
teori yang ada. Kemudian, karena dasar penyusunan hipotesis yang reliabel dan
dapat diuji adalah teori, tingkat ketepatan hipotesis dalam menduga,
menjelaskan, memprediksi suatu fenomena atau peristiwa atau hubungan antara
fenomena yang ditentukan oleh tingkat ketepatan atau kebenaran teori yang
digunakan dan yang disusun dalam kerangka teoritis. Jadi, sumber hipotesis
adalah teori sebagaimana disusun dalam kerangka teoritis. Karena itu, baik-buruknya suatu hipotesis bergantung
pada keadaan relatif dari teori penelitian mengenai suatu fenomena
sosial disebut
hipotesis penelitian atau hipotesis kerja. Dengan kata lain, meskipun lebih
sering terjadi bahwa penelitian berlangsung dari teori ke hipotesis (penelitian
deduktif), kadang-kadang
sebaliknya yang terjadi.
2. Saran
Demikian makalah yang dapat kami paparkan. Semoga
dapat menambah wawasan para pembaca. Namun, kami menyadari bahwa makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi bahasa, diksi, maupun
kekurangan materi. Maka dari itu, kritik dan saran anda sangatlah kami
butuhkan. Kerena kritik dan saran tersebut sangat berguna bagi kami untuk
menjadi bahan koreksi, agar makalah kedepan yang kami sajikan menjadi lebih
baik. Karena kesalahan itu pula, kami mohon maaf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar